Opsjurnal.online - Seorang dokter farmasi yang menjadi dokter darurat karena perang, Iyad Shaqura, pingsan setelah melihat jenazah delapan anggota keluarganya di rumah sakit di Gaza.
Delapan jenazah itu diangkat dari reruntuhan rumahnya di pengungsian Khan Yunis, Gaza pada Senin (6/11/2023) malam.
Iyad Shaqura pingsan setelah melihat jenazah dua anaknya, ibu, dua saudara laki-lakinya, saudara perempuan, dan dua keponakannya tiba di UGD Rumah Sakit Nasser tempatnya bekerja.
Keluarga Iyad Shaqura terbunuh akibat serangan yang menghantam rumah mereka di Khan Yunis, di selatan Jalur Gaza.
“Ibuku, Zeinab Abu Dayya; saudara laki-lakiku, Mahmud dan Hussein Shaqura; saudara perempuanku Israa dan kedua anaknya, Nabil dan Nur; dan kedua anakku, kesayanganku, Abdelrahman (7) dan Omar (5);” kata dokter itu sambil menunjuk pada jenazah mereka, seperti diberitakan Al Arabiya.
“Saya punya lima anak, tapi dia favorit saya,” kata Iyad Shaqura sambil menempelkan keningnya pada anaknya bernama Abdelrahman yang berlumuran darah.
Pada Selasa (7/11/2023), Iyad Shaqura dengan mata berkaca-kaca melihat delapan keluarganya untuk terakhir kali.
Delapan jenazah itu terlah mengenakan kain kafan putin dan ditempatkan di meja kamar mayat di UGD Rumah Sakit Nasser, menurut rekaman AFPTV.
Iyad Shaqura mencoba menahan kesedihannya sambil melihat pada wajah keluarganya.
“Apa yang mereka lakukan hingga berton-ton bom dan bahan peledak dijatuhkan di kepala mereka di rumah mereka?” katanya.
“Tuhan memanggil mereka kembali kepadaNya seperti banyak anak-anak lain sebelum mereka,” lanjutnya.
Ia mengatakan, tidak takut pada Israel dan percaya Allah menjanjikan kemenangan atas tanah Palestina atau menghadap-Nya di tanah air.
“Jika musuh ingin memburu kami lagi, kami akan memberitahu mereka bahwa Tuhan telah menjanjikan kami salah satu dari dua hal: kemenangan di tanah kami yang telah dibebaskan atau dikuburkan di sana,” kata Iyad Shaqura.
"Sekarang, saya akan menguburkan anak-anak saya dan kembali bekerja," lanjutnya.
Sumber:tribunnwes.com