MADINA,opsjurnal.online- Kabupaten Mandailing Natal serambi mekkahnya Sumatera Utara terdiri dari 23 Kecamatan, 377 desa dan 29 Kelurahan.
Madina dikenal kaya akan hasil bumi, mulai dari pertanian, perkebunan dan hasil laut yang memuaskan. Sebanyak 377 desa menerima Dana Desa pertahun cukup tinggi, Namun jika dilihat Kondisi Masyarakatnya masih banyak yang berada di garis kemiskinan, masih banyak yang pengangguran. Dana Desa (DD) yang setiap tahun dikucurkan oleh pemerintah pusat untuk membangun desa dan meningkatkan perekonomian desa dengan tujuan agar rakyat sejahtera dan terhindar dari garis kemiskinan.
Namun semuanya disulap untuk kegiatan lain yang tidak membawa manfaat untuk rakyat, seperti Bimtek, Pengadaan Bibit yang tidak semua desa membutuhkannya namun desa tetap diharuskan untuk membayarnya dengan anggaran yang cukup tinggi, pengadaan Buku perpustakaan desa yang selalu menjadi tanda tanya bagi LSM-WGAB Madina karena berdasarkan pantauan dilapangan, hampir semua desa tidak memiliki ruangan perpustakaan tapi setiap desa ada buku perpustakaan desa.
"Kami tidak pernah menjumpai ada ruangan perpustakaan desa, tapi mengapa setiap desa diwajibkan membayar buku perpustakaan?"ucap jupriadi selaku sekjen wgab madina
Bahkan, dalam SPJ salah satu desa di Madina tercatat 1 (satu) poin bernama kegiatan Bimtek dengan anggaran sebesar Rp.30.000.000; (tiga puluh juta rupiah), jika 377 desa mengeluarkan laporan kegiatan yang sama berarti Dana Desa yang terkuras sia-sia tanpa membawa manfaat untuk masyarakat mencapai Rp.11.310.000.000; (sebelas milyar tiga ratus sepuluh juta rupiah) dalam satu tahun anggaran.
Belum lagi pengadaan bibit, jika 300 desa saja yang diharuskan untuk membayar bibit tersebut dan dalam satu desa 1000btg bibit dikali Rp.115.000/btg maka terkuras lagi Dana Desa tersebut sebesar Rp.34.500.000.000; (tiga puluh empat milyar lima ratus juta rupiah) dalam satu tahun anggaran.
Jika ditotal anggaran keduanya dalam satu tahun mencapai Rp.45.810.000.000; (empat puluh lima milyar delapan ratus sepuluh juta rupiah) dan kedua poin tersebut Bimtek dan pengadaan Bibit diduga hanya untuk kepentingan para mafia anggaran yang bermain dibelakang layar untuk meraup Dana Desa dari tahun ke tahun.
Mulyadi selaku ketua Korwil III se-Tabagsel DPD LSM-WGAB SUMUT menyatakan akan membongkar segala bentuk permainan korupsi yang terjadi di Madina dan melaporkannya kepada Aparat Penegak Hukum (APH) yang berwenang didalamnya.
"ini sudah tidak bisa didiamkan lagi, kita akan bongkar satu persatu segala bentuk permainan korupsi yang ada di Kabupaten Mandailing Natal ini"Pungkas Mulyadi.