• Jelajahi

    Copyright © Ops Jurnal
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Iklan

    Halaman

    500 Anak-anak Terbunuh Oleh Gempuran Bertubi-tubi Oleh Israel di Jalur Gaza

    Jumat, 13 Oktober 2023, Oktober 13, 2023 WIB Last Updated 2023-10-13T03:48:55Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini

    Jakarta,opsjurnal.online
    Setidaknya 500 anak-anak terbunuh oleh gempuran bertubi-tubi oleh Israel di Jalur Gaza dan krisis kemanusiaan termasuk kelaparan menghadang di depan mata.Hingga Kamis malam, Israel terus melanjutkan serangan udaranya dan memblokade pasokan kebutuhan kehidupan warga Palestina yang terjebak di kantong-kantong Jalur Gaza yang selama ini dikelola Hamas.

    Hamas, kelompok militan di Palestina, Sabtu lalu secara tiba-tiba menyerang dengan roket ke wilayah yang diklaim milik Israel.

    Israel kemudian melancarkan serangan balasan dan mendeklarasikan perang. 

    Menurut kementerian kesehatan Palestina, hingga kini setidaknya 1.537 orang telah terbunuh di Gaza , termasuk 500 anak-anak.

    Lebih dari 2 juta warga Palestina terjebak di daerah kantong yang dikelola Hamas, yang berada di bawah blokade darat, laut dan udara oleh Israel sejak tahun 2007.

    Krisis kemanusiaan di Gaza semakin parah. Mereka terancam berisiko kelaparan ditambah lagi dengan bahan bakar habis dalam beberapa jam ke depan 

    Sementara itu Israel terus melanjutkan serangan udara dan memblokade kebutuhan pokok warga Palestina di Jalur Gaza sebagai jawaban atas teror brutal Hamas yang menewaskan lebih dari 1.200 orang itu.Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada konferensi pers dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, menegaskan bahwa Hamas harus dihancurkan dan dikeluarkan dari komunitas bangsa-bangsa.

    Blinken juga bersumpah AS mendukung Israel dan menyamakan kejahatan Hamas itu dengan ISIS.

    "Setidaknya 25 orang Amerika telah terbunuh di Israel," katanya.

    Jumat (13/10/2023) hari ini, diplomat utama AS ini juga akan bertemu dengan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas dan Raja Yordania Abdullah II untuk menghentikan perluasan konflik.

    Para militan Hamas saat menyandera sebanyak 150 orang di Gaza, saat tempat itu menghadapi krisis kemanusiaan yang terus meningkat pesat. 

    "Satu -satunya pembangkit listrik di daerah kantong itu telah berhenti berfungsi," kata seorang pejabat.

    Israel juga bersikukuh tidak akan memasok air dan bahan bakar ke Gaza sampai para sandera dibebaskan.Hamas sendiri juga menyatakan mengatakan tidak takut dengan pengerahan pasukan darat Israel besar-besaran.

    Seorang pemimpin Hamas seperti dilansir Al Jazeera mengatakan, kelompoknya siap menghadapi kemungkinan penempatan pasukan Israel di Gaza di tengah indikasi kuat bahwa Israel sedang mempersiapkan serangan darat ke daerah kantong yang terkepung itu sebagai tanggapan atas serangan hari Sabtu.

    "Kami tidak takut. Kami adalah orang-orang yang kuat. Kami memiliki tekad yang kuat untuk melanjutkan. Kami punya banyak pejuang dan banyak orang yang ingin mendukung kami," kata Ghazi Hamad, anggota biro politik Hamas. "Bahkan orang-orang di perbatasan Yordania, Lebanon, dan di mana pun, mereka ingin datang ke sini dan berperang untuk kami. Gaza bukanlah sebuah taman dan itu akan sangat merugikan mereka," ujar Hamad memperingatkan.

    "Sejak awal operasi ini kami mengirimkan 1.200 pejuang yang berhasil menghancurkan citra Israel, keamanan Israel, intelijen Israel, dan citra bahwa Israel adalah negara adidaya," ujarnya. (*)



    Komentar

    Tampilkan

    Terkini