Minggu 16 03 2025
  • Jelajahi

    Copyright © 2025 Ops Jurnal
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Iklan

    Halaman

    Santri di Pekalongan Lebam Dikeroyok, Ibu Lapor Polisi

    Selasa, 19 September 2023, September 19, 2023 WIB Last Updated 2023-09-19T06:59:30Z
    masukkan script iklan disini

    Opsjurnal.online, Jakarta - Siswa MTs kelas 7 berinisial RG (10) diduga menjadi korban bullying dan pengeroyokan belasan temannya. Para pelaku pengeroyok santri pondok pesantren di Kajen, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, itu sebagian besar merupakan seniornya di pondok.

    Dilansir detikJateng, Selasa (19/9/2023), Ibu korban, Khusnul Khotimah, menyebut tubuh anaknya saat ini penuh luka lebam dan masih dalam kondisi syok hingga enggan masuk sekolah. Khusnul mengatakan, peristiwa ini terjadi pada Sabtu (9/9) malam saat korban dipanggil seniornya kelas 8, diajak ke kamar kelas 8.

    Saat di kamar itulah, korban mengalami penganiayaan, bahkan dikeroyok oleh 14 anak yang sebagian besar seniornya di kelas 8 dan 9. Khusnul mengaku mengetahui kejadian itu keesokan harinya, saat dirinya menelepon korban.

    "Saya tahu kejadian itu pada pagi harinya yakni Minggu. Saya ngebel (telepon) anaknya, saya dapat cerita, dan awalnya saya tidak percaya. Setelah saya datangi, saya baru percaya setelah melihat luka-luka yang ada di tubuh anak saya," kata Khusnul saat ditemui di rumahnya hari ini.

    Atas peristiwa tersebut, dirinya langsung melakukan pengaduan ke Mapolres Pekalongan, pada Minggu (10/9), setelah sebelumnya melakukan visum di rumah sakit.


    Dihubungi terpisah, Kasat Reskrim Polres Pekalongan, AKP Isnovim, membenarkan adanya aduan dari keluarga korban. Saat ini, kasus itu masih dalam penanganan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA), Satreskrim Polres Pekalongan.


    "Bahwa benar, pada tanggal 10 September, kami menerima pengaduan terkait peristiwa tersebut dan peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 9 September, pengaduannya korban dipukuli teman-temanya di ponpes," kata Isnovim saat ditemui di Mapolres Pekalongan.

    Pihaknya telah mengambil langkah-langkah, termasuk melakukan pemeriksaan pada korban dan pelakunya secara terpisah dan tertutup.


    "Hari ini kita lakukan pemeriksaan lanjutan," ucapnya.

    masukkan script iklan disini

    Ia menambahkan, hasil visum dari rumah sakit belum diterimanya. "Kalau untuk visum, dia sudah periksa di rumah sakit, namun hasilnya belum jadi, tetapi nanti akan kita minta. Kalau dari fisiknya, memang memar-memar," ungkapnya.


    "Nanti menunggu hasil pemeriksaan selanjutnya ya," tambah Isnovim.

    Sementara itu, Kepala Ponpes yang juga Kepala Muhammadiyah Boarding School (MBS) Pondok Pesantren Assalam Kajen, Zaenudin, membenarkan adanya peristiwa tersebut. Pihaknya mengakui adanya kelalaian atas kejadian itu.


    Pihaknya berharap, agar kasus ini, bisa diselesaikan secara kekeluargaan, mengingat baik korban maupun para pelaku masih anak di bawah umur.

    "Awalnya, menerima informasi itu, kami langsung menuju ke rumah korban, yang pertama tentunya untuk melihat kondisi anak seperti apa, yang selanjutnya tentu minta maaf kepada ibu korban atas kelalaian karena bagaimanapun itu kelalaian," ucapnya saat ditemui detikJateng di tempat kerjanya.

    Pihaknya, juga telah mengumpulkan para orang tua terduga pelaku pemukulan. Mereka kemudian diminta membuat surat pernyataan.


    "Anak-anaknya pun sudah kami minta untuk minta maaf kepada orang tuanya dan kita buatkan surat pernyataan untuk tidak melakukan kesalahan itu lagi, kalau melakukan kesalahan tentu akan mendapatkan sanksi yang lebih berat, bisa dikeluarkan dari pesantren. Kalau jumlah anak yang memukuli, ada empat belas," jelas Zaenudin.


    Sumber: detik.com


    Komentar

    Tampilkan

    Terkini