Opsjurnal.online, Jakarta - Pada waktu yang bersamaan, dua elemen itu (keperkasaan dan citra) menyatu di tubuh bakal calon presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Lawan Presiden Jokowi di Pilpres 2019 yang sudah menjadi Menhan itu perlahan-lahan mulai gencar menyusun strategi agar tidak kalah di Pilpres 2024. Salah satu yang paling disoroti banyak pihak adalah perubahan gaya kampanye Prabowo yang kini lebih merangkul semua kalangan.
Pada 2019 lalu, Prabowo adalah sosok calon presiden yang datang dari kalangan militer dan dikenal sangat tegas. Ketegasannya tercermin dari sikap politiknya yang terlihat sangat garang dan siap membabat habis lawan-lawannya. Bahkan, Prabowo pernah menggebrak meja dengan sangat keras ketika melakukan kampanye pada April 2019. Momen itu membuatnya diperbincangkan oleh banyak kalangan selama bertahun-tahun.
Apakah setelah kalah pada 2019 Prabowo melunak? Entah, tapi faktanya, ia dan wakilnya memutuskan untuk melakukan rekonsiliasi dan masuk ke pemerintahan Presiden Jokowi. Bagi sebagian pendukungnya, Prabowo telah mengecewakan mereka, namun sebagian yang lain menganggap sikap tersebut adalah cerminan dari jiwa ksatria seorang negarawan sejati.
Tahun depan, pensiunan jenderal TNI yang selalu dikait-kaitkan dengan Peristiwa 1998 itu akan mencalonkan diri. Bersama dengan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, mereka akan bertanding memperebutkan jabatan sebagai orang nomor satu di Indonesia. Ketiganya sudah mulai mempromosikan diri, berkunjung ke berbagai tempat, dan membangun citra.
Ganjar adalah sosok yang dikenal sering blusukan. Bertemu dengan masyarakat kelas bawah dan berbincang dengan mereka secara intim. Sedangkan Anies memanfaatkan kelebihannya sebagai seorang akademisi. Berbicara dengan gaya bahasa yang rapi, mengajak orang untuk melakukan perubahan, dan menyampaikan segudang visi misinya dengan cara yang sangat enak untuk didengar.
Bagaimana dengan gaya kampanye Prabowo? Prabowo pada tahun ini adalah Prabowo yang jauh berbeda saat 2019. Perlahan, eks menantu Presiden Soeharto ini sekarang mulai mengubah gaya komunikasinya menjadi lebih kalem. Apa buktinya? Mari kita bahas satu per satu.
Kita mulai dengan rebranding akun media sosial Gerindra. Partai politik yang didirikan oleh kakak Hasjim Djojohadikusumo ini saat ini tampak bukan seperti partai politik yang kaku. Gerindra di media sosial sudah mulai menunjukkan kelunakannya dengan kerap berinteraksi dengan warganet di media sosial.
Mereka melakukan ini dengan pendekatan yang sangat disukai oleh gen-Z. Misalnya tweet, "Bulannya lagi bagus banget, nih, malam ini, kalian ada seratus gak?" tulis akun Twitter @Gerindra dengan menggunakan bahasa viral kekinian. Dampak baiknya, warganet terpancing untuk berkomentar dan image positif pun mudah mereka dapatkan.
Tidak berhenti di sana, selain rebranding akun medsos partai politiknya, Prabowo juga me-rebranding dirinya sendiri. Prabowo yang kita kenal dulu adalah Prabowo sebagai prajurit yang tegas gagah berani dan tak takut dengan siapapun, apalagi asing. Namun, siapa sangka bahwa di balik gagahnya prajurit eks Jenderal TNI bintang tiga itu, terselip jiwa kalem dan lucu ketika dirinya memperkenalkan kucing-kucingnya di depan publik.
masukkan script iklan disini
Semua orang kenal, tidak terkecuali saya. Namanya kucing kesayangan Prabowo adalah Bobby. Bobby punya perilaku yang menyebalkan yaitu pernah mengganggu tamu Prabowo dengan mengencingi tas mahal mereka. Prabowo malu, tapi tak bisa marah, karena dia sayang kucingnya.
Nah, siapa sangka, orang seperti Prabowo yang terkenal sangat gagah dengan kuda-kudanya bak angkatan perang zaman Napoleon Bonaparte tiba-tiba memberitahu ke semua orang bahwa dia
adalah pecinta kucing. Entah ini bentuk Prabowo yang baru atau memang inilah sifat asli Prabowo sejak dulu.
Contoh selanjutnya, hubungannya dengan Luhut Pandjaitan. Sama-sama pensiunan Jenderal TNI, Menhan Prabowo Subianto adalah junior dari Menko Maritim dan Investasi Luhut Panjaitan. Sikap prajurit Prabowo sangat tampak ketika ia bertemu dengan seniornya itu. Prabowo sering memberikan hormat dan menundukkan dirinya. Video itu tersebar, viral, dan Prabowo mendapatkan tepuk tangan digital dari warganet.
Belum lagi soal Prabowo yang beberapa kali tertangkap kamera tak mau menginjak karpet merah yang digelar untuk para pemimpin negara. Setiap video itu muncul, narasi untuk mengubah pandangan tentang sosok Prabowo semakin mudah dilakukan oleh orang-orang yang menginginkan ia menjadi orang nomor satu di NKRI. Dalam hal ini, Prabowo mendapatkan satu image baru yaitu rendah hati.
Apakah ini sifat natural Prabowo yang asli, atau hanya akal-akalan timnya sebagai strategi untuk memenangkan Prabowo di Pilpres 2024 mendatang? Mungkin saja. Tapi apapun itu, ini adalah perubahan yang sangat signifikan. Prabowo berani memutar balikkan sikap dirinya yang dahulu gemar marah dan menggebrak meja menjadi prajurit TNI yang babyface dan sayang dengan kucing.
Langkah terbaik untuk rebranding adalah dengan mengevaluasi diri terhadap apapun yang pernah dilakukan sebelumnya namun gagal. Seperti seorang bijak pernah mengatakan bahwa politik adalah seni untuk berkompromi. Prabowo sudah melakukan itu. Ia berkompromi untuk menjadi sosok yang lebih kalem dan menurunkan ego keperkasaannya demi mendapatkan citra barunya yang lebih down to earth.
Sumber: detik.com