masukkan script iklan disini
Opsjurnal.online, Kisah pilu dialami gadis penjual pisang cokelat berinisial IEN (18) di kawasan Jalan Bendul Merisi, Wonocolo, Surabaya, pada Minggu (3/9/2023) malam.
Pelajar SMK negeri yang rela berjualan itu justru menjadi korban kejahatan penipuan dan pencurian, bermodus gendam.
Niat hati menolong seorang yang butuh bantuan ia justru kehilangan motor Honda Beat bernopol L-5041-FK yang dipinjam korban IEN dari kakak iparnya.
Pelaku ditengarai dari ciri-ciri fisiknya identik seperti wanita berusia kisaran 40-50 tahun, atau biasa dikategorikan sebagai 'emak-emak'. Postur tubuhnya agak tambun.
Modusnya, pelaku meminta korban untuk diantarakan menjemput sang cucu ke suatu tempat sepi di kawasan Jalan Bendul Merisi Utara.
Setibanya di lokasi tersebut, si pelaku meminjam motor korban untuk menuju ke rumah saudaranya di dekat lokasi tersebut.
Agar tampak meyakinkan, pelaku sempat menitipkan sebuah tas dan bingkisan jajanan kepada korban untuk dijaga hingga dirinya kembali.
Namun setelah menunggu hampir sejam lamanya, si pelaku tak kunjung kembali menunjukkan batang hidungnya, apalagi membawa motornya.
Korban IEN menceritakan, sebenarnya niat awal untuk mengantarkan si emak-emak yang menjemput cucunya, bermula dari keinginan dirinya sendiri.
Pasalnya, sosok emak-emak tersebut beberapa hari sebelumnya, kerap membeli dagangan piscoknya.
"Saya tawarin ke Jalan Ubi. Saya sama kakak ipar bilang mboten nopo-nopo (tidak apa-apa)," ujarnya saat dihubungi TribunJatim.com, Rabu (6/9/2023).
Selama mengantarkan si emak-emak itu, korban IEN tidak mendapati keanehan.
Pasalnya, si emak-emak itu selalu berkata sopan dan sesekali merasa tak enakan saat direpotkan untuk mengantarkan dirinya.
Baca juga: Putar Musik Terlalu Kencang, Karyawati di Surabaya Tak Dengar Motornya Dibawa Kabur Maling
"Dia bilang, tunggu di sini karena mau jemput cucu sebentar. Saya sempat ngikuti berjalan pelan. Tapi dia bilang untuk suruh menunggu karena nanti sungkan sama kerabatnya," terangnya.
Korban IEN menduga kuat, si emak-emak itu melancarkan modus gendam hingga membuatnya tak sadarkan diri sesaat, hingga begitu mudahnya merelakan meminjamkan motor, yakni saat pelaku dibonceng selama perjalanan.
Selama perjalanan menuju ke dua titik lokasi tujuan yang berubah-ubah itu, korban merasa pelaku kerap memegang pundaknya sebagai bentuk metode untuk melancarkan modus gendam.
Baca juga: Maling Motor di Surabaya Intai Korban Hampir Sepekan, Pakai Kunci Kontak Asli yang Lupa Dicabut
"Selama naik motor pundak saya dipegang. Tapi saya enggak terasa," tuturnya.
Setibanya di lokasi tujuan kawasan Jalan Bendul Merisi Utara, si emak-emak meminjam motornya untuk dikendarai menuju ke rumah saudaranya di dekat lokasi tersebut.
Agar tampak meyakinkan, si emak-emak sempat menitipkan sebuah tas dan bingkisan jajanan kepada korban untuk dijaga hingga dirinya kembali.
"Saya mau buka tasnya, tapi gak berani. Karena kalau orangnya datang, saya takut dikira lancang. Saat dibuka air putih botolan," ungkapnya.
Namun setelah menunggu hampir sejam lamanya, si pelaku tak kunjung kembali menunjukkan batang hidung.
Baca juga: Kawanan Maling Satroni Kantin SD Negeri di Kota Malang, Pelaku Gondol Tabung Elpiji dan Beras
"Setelah itu sudah setengah jam, saya tolah-toleh (menengok) di luar, dan saya gak bawa ponsel. Saya juga gak tahu mau ke mana. Jam 21.45 WIB saya sadar kok orangnya gak balik-balik dan motor saya mana," jelasnya.
Setelah tersadar, korban IEN bergegas meminta bantuan kepada temannya yang berjaga di sebuah stan jualan yang tak jauh dari lokasi tersebut.
Sumber: Jateng.tribunnews.com